Orang Terkaya di Asia |
Sebagai benua dengan luas terbesar dan memiliki populasi paling banyak, yaitu berjumlah 4,436 miliar, Asia juga telah menjelma sebagai rumah bagi para miliarder dunia. Sepuluh dari 50 orang terkaya di dunia berasal dari Asia. Lebih mencengangkannya lagi, kekayaan gabungan mereka bisa mencapai nilai hingga US$ 205 miliar atau setara Rp 2.780 triliun.
Baca Juga [RANGKUMAN] : Orang Terkaya di Dunia
Baca Juga [RANGKUMAN] : Orang Terkaya di Dunia
Siapa saja kah mereka yang masuk dalam jajaran 10 orang terkaya di Asia ?
Wang Jianlin
Peringkat pertama ditempati oleh miliarder asal China, dengan total aset US$ 29,2 miliar atau Rp 400 triliun Wang Jianlin. Pria ini merupakan bos besar di balik perusahaan Dalian Wanda Group yang kini sudah merambah di berbagai sektor dan menyalurkan dana investasi di beberapa perusahaan raksasa. Salah satu investasi terbesar milik Dalian Wanda Group adalah pembangunan properti di Sydney dan Madrid.
Lee Byung-chull
Lahir 12 Februari 1910 – meninggal 19 November 1987 pada umur 77 tahun adalah seorang pendiri Group Samsung. Ia adalah putra dari keluarga kaya pemilik tanah dan sempat mengenyam pendidikan perkuliahan di Universitas Wesda Tokyo meskipun tidak sampai lulus. Namun saat ini kekayaan beliau mengalir kepada keluarganya yang berjumlah US$ 26,6 miliar.
Jack Ma
Siapa yang tidak mengenal Jack Ma? Penemu Alibaba group ini sering sekali dikenal sebagai salah satu innovator ulung. Sebagai orang terkaya nomor dua di China dengan total aset: US$ 26,5 miliar atau Rp 363 triliun, Jack Ma memulai membangun perusahaannya sejak tahun 1999. Lima belas tahun setelah jerih payahnya membangun perusahaan teknologinya, perusahaannya mampu memecahkan rekor US$ 25 miliar sejak pertama kali dibuka untuk public.
Mukesh Ambani
Miliarder ini mendapat kekayaannya dari sektor gas dan minyak bumi. Ia mampu menjadi pimpinan perusahaan Reliance Industries setelah ayahnya meninggal pada tahun 2002. Ia mampu mencetak keuntungan tahunan hingga US$ 62 miliar dari bidang energi, petrokimia, tekstil, sumber daya alam hingga telekomunikasi. Pria 58 tahun ini kini didapuk sebagai miliarder terkaya di India dengan Total aset: US$ 24,8 miliar atau Rp 339,7 triliun.
Li Ka-shing
Total aset: US$ 19,5 miliar atau Rp 267,1 triliun. Miliarder berusia 87 tahun ini mampu mendapat kekayaannya dari perusahaan properti miliknya, CK Hutchison Holdings. Selain dikenal sebagai pebisnis ulung, Li Ka-shing juga merupakan seorang investor yang cermat. Li juga mendirikan sebuah venture capital yang kini sudah menjadi penyuntik dana bagi beberapa perusahaan raksasa seperti Facebook, Skype dan Spotify.
Ma Huateng
Insinyur perangkat lunak asal China, Ma Huateng mampu menemukan portal internet terbesar China, Tencent Holdings, pada tahun 1998. Saat itu usianya masih menginjak 26 tahun. Perusahaan buatan Ma mampu melesat hingga dipakai menjadi platform dari beberapa perusahaan teknologi lainnya seperti QQ dan WeChat. Total kekayaang beliau saat ini yaitu Total aset: US$ 17,1 miliar atau Rp 234,2 triliun.
Azim Premji
Pada tahun 1966, Azim Prenji memutuskan untuk keluar dari bangku kuliahnya di Stanford untuk menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya meninggal. Ia pun mengambil alih usaha peoduk sayuran ayahnya dan diberi nama Wipro. Di bawah tangan handalnya, Wipro kemudian berganti memproduksi beberapa produk toilet, kamar mandi dan juga IT. Kekayaan beliau saat ini US$ 16,5 miliar atau Rp 226 triliun.
Dilip Shaghvi
Miliarder asal India ini mampu meraup kekayaannya dari bidang farmasi. Setelah lulus dari University of Calcutta pada tahun 1982, Dilip Shangvi mulai bekerja untuk membantu ayahnya di bisnis farmasi.
Ia pun melihat kesempatan bagus untuk membuat obat bernama Lithosun. Obat tersebut mampu untuk mengobati kelainan depresi yang saat itu belum banyak dijual di India. Itulah titik balik dimana ia memulai membangun Sun Pharmaceutical. Hanya dalam waktu satu tahun, Sun Pharmaceutical mampu mencetak keuntungan penjualan lebih dari US$ 100 ribu. Dan sekarang total aset beliau mencapai US 16,4 miliar atau Rp 224,6 triliun.
Lei Jun
Pria berusia 45 tahun ini merupakan otak jenius dibalik inovasi teknologi perusahaan Xiaomi. Di tangan handalnya, Xiaomi mampu menjadi perusahaan ponsel pintar terbesar ke empat di dunia hanya dalam kurun waktu tiga tahun.
Lei pertama kali terjun ke dunia teknologi setelah bekerja untuk Kingsoft, perusahaan perangkat lunak asal China yang hampir sama dengan Microsoft. Ia pun mampu menanjak tangga karir dengan mulus hingga menjadi CEO dan membuka perusahaan tersebut ke public pada tahun 2007. Pada tahun 2010, ia kemudian mendirikan perusahaan teknologi barunya, Xiaomi. Dengan total aset US$ 14,4 miliar atau Rp 197,2 triliun.
0 komentar